Ternyata, Camp Nou Hampir Dibom Teroris
Pada pertengahan Agustus 2017, serentetan serangan teror menerpa kota Barcelona. Serangan itu ditengarai diotaki oleh kelompok teroris ISIS, setidaknya menurut Perdana Menteri Spanyol; Mariano Rajoy.
Pada 16 Agustus malam, sebuah rumah di kota Alcanar meledak, menewaskan dua orang anggota teroris, termasuk imam mereka yang berusia 40 tahun. Di rumah itu, ditemukan120 tabung gas yang sedianya akan dibawa dengan van sewaan untuk diledakkan di tempat lain. Tapi karena ada kesalahan, bom pemicu justru meledak lebih dulu.
Pada 17 Agustus, serangan pun mulai dilakukan di Barcelona. Younes Abouyaaqoub menggilas orang-orang yang sedang berjalan di La Rambla, saat jalanan terkenal itu tengah ramai dengan pejalan kaki. 13 orang tewas di tempat, 130 cedera dan salah satunya meninggal 10 hari kemudian. Abuyaaqoub kemudian melarikan diri, dan kembali membunuh satu orang lain lagi untuk dirampok mobilnya.
Sembilan jam kemudian, lima orang anggota sel teroris yang sama kembali menggilas pejalan kaki di Cambrils. Aksi ini menewaskan seorang wanita dan mencederai enam orang lainnya. Lima pelaku kemudian mati dalam baku tembak dengan polisi. Tapi ternyata, target utama mereka sebenarnya adalah Camp Nou, markas Barcelona.
Berencana Meledakkan Camp Nou
Setahun setelah aksi terror itu, pihak berwenang Spanyol terus melakukan investigasi lanjutan demi mencegah aksi serupa. Dalam penyelidikannya, pihak berwenang menemukan fakta mengejutkan; para teroris itu sebenarnya ingin meledakkan Camp Nou saat Barcelona tengah bermain.
Mohammed Hichamy, salah satu anggota sel teroris yang terlibat dalam teror Barcelona, sepertinya ditugaskan untuk mencari akses ke Camp Nou. Hichamy pun mengumpulkan informasi seputar jadwal-jadwal pertandingan Barca, poin-poin akses Camp Nou, serta foto-foto stadion.
Ada indikasi bahwa sebenarnya para teroris itu ingin meledakkan bom mereka di Camp Nou pada tanggal 20 Agustus. Pada tanggal tersebut, Barcelona menjalani pertandingan pertama La Liga musim 2017-18, menjamu Real Betis.
Hanya saja, karena bom mereka meledak tanpa disengaja terlebih dulu dan membunuh imam mereka, para teroris sepertinya panik. Rencana yang sudah mereka siapkan hancur begitu saja dan akhirnya memilih melakukan teror dengan melindas pejalan kaki.
Sudah Bersiap Masuk Camp Nou
Indikasi bahwa para teroris itu sebenarnya mengincar Camp Nou semakin kuat dengan penuturan seorang pemilik toko resmi Barcelona. Dalam keterangannya, sang pemilik toko mengenai dua orang anggota teroris yang datang ke tokonya.
Dua anggota teroris itu membeli beberapa pernak-pernik Barca hanya beberapa hari sebelum aksi teror dilakukan. Polisi meyakini para teroris ingin menyamar sebagai fans Barca saat memasuki Stadion.
Menurut kepolisian, sel teroris ini sebenarnya ingin mencoba meniru aksi teror di Prancis pada November 2015. Saat itu, ISIS meledakkan bom di dekat Stade de France saat Prancis berhadapan dengan Jerman, dan kemudian diikuti dengan berbagai penembakan dan pembantaian di beberapa tempat di Paris.
"Sangat mungkin para teroris ini ingin meniru aksi teror di Paris, di mana teroris menyerang Saint Denis saat pertandingan timnas Prancis tengah berlangsung," cetus sumber kepolisian yang diwawancarai oleh El Periodico.